Rencana mata uang tunggal ASEAN sepertinya kandas di tengah jalan. Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, mengatakan belum ada semangat untuk menyatukan mata uang ASEAN seperti Uni Eropa.
"Spirit ASEAN berbeda dengan Uni Eropa. Bahkan kita harus belajar dari teman-teman di Eropa, dan ini harus jadu acuan kepentingan kita supaya menjadi lebih baik," ujar Gita menjelang KTT ASEAN ke 20, seperti dilaporkan wartawan VIVAnews, Nur Farida Ahniar, dari di Phnom Penh, 2 April 2012.
Menurut dia, dalam pertemuan ASEAN Economic Community (AEC) Council juga tak dibahas mengenai mata uang tunggal ASEAN. Negara ASEAN kini lebih bersiap untuk bersatu menghadapi pelemahan ekonomi dunia, termasuk China. Perekonoman intra ASEAN mencapai US$2 triliun. Sementara data intra trade di ASEAN sebesar US$1,6 miliar.
Wisatawan yang datang ke ASEAN sebesar 79 juta dari seluruh dunia. Sedangkan yang datang dari ASEAN ke negara ASEAN sendiri sebesar 30 juta. "Jika di luar ASEAN banyak kemelut ekonomi, kita bisa meningkatkan perdagangan antar negara ASEAN," ujarnya.
Negara ASEAN juga harus mendiversifikasi ke pasar non tradisional, seperti Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah. "Akan ada revisi pertumbuhan ekonomi secara global, tapi saya rasa potensi memaksimalkan diri masih banyak," ujar Gita.
Bank Indonesia sebelumnya pernah menilai penggunaan mata uang tunggal di antara negara ASEAN masih jauh panggang dari api. Alasannya, persyaratan penerapan kebijakan tersebut belum dimiliki oleh negara ASEAN.
Deputi Gubernur BI, Hartadi A Sarwono, mengatakan mengungkapkan syarat yang diperlukan oleh negara-negara ASEAN itu adalah kesamaan kesatuan dalam kebijakan dan juga regulasi. Penerapan kebijakan mata uang tunggal ini juga harus mengedepankan prinsip kehati-hatian. Pengalaman Uni Eropa yang telah menerapkan kebijakan ini, harus dapat menjadi bahan pembelajaran terlebih dahulu.
Pada November lalu, Secretary of State for the Ministry of Economy and Finance Cambodia, H.E Kong Vibol, menyatakan perlunya kehati-hatian dalam membuat kebijakan terkait mata uang tunggal. Hal ini setelah melihat kejadian yang telah terjadi di Eropa, seperti krisis saat ini.
Gita mengatakan dalam pertemuan tersebut, negara-negara ASEAN juga membahas rencana pertemuan terkait peningkatan financial inclusion terutama untuk usaha kecil dan menengah agar sistem perbankan masing-masing negara bisa menjangkau segmen itu. Rencananya, pertemuan itu akan dihadiri oleh Wakil Presiden dan Menteri Keuangan.
Selain itu, dalam pertemuan itu juga dibahas bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam forum ASEAN dengan Amerika Latin pada 9-10 Juli 2012 di Jakarta. Hal ini terkait usaha ASEAN untuk melakuan penetrasi perdagangan di pasar non tradisional seperti Afrika, Karibia, Amerika Latin, "Ini dirangkul menteri ASEAN, mereka sepakat ikut meramaikan acara kita," ujarnya.