Tentunya kita tak asing lagi dengan buah manggis. Kulitnya berwarna ungu, buahnya berwarna putih dan terdiri dari beberapa bagian. Rasanya agak masam. Nama latin dari tanaman manggis adalah Garcinia mangostana. Dahulu kita hanya memanfaatkan manggis untuk dimakan buahnya. Namun akhir-akhir ini pemanfaatan kulit manggis untuk pengobatan sangatlah populer.
Ekstrak kulit manggis banyak digunakan untuk bahan baku farmasi, jus kesehatan, kosmetik dan pewarna alami. Hal ini membuat tanaman manggis menjadi salah satu tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sayangnya masih banyak para petani manggis yang belum bisa mengolahnya sendiri.
Tanaman manggis banyak tumbuh di daerah tropis. Di negara kita, manggis banyak dimanfaatkan untuk mengobati sakit perut, diare, disentri dan luka karena infeksi. Secara empiris buah manggis dapat digunakan untuk mengobati keputihan, wasir, diare, amandel, batuk dan sakit gigi. Kulit batangnya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi sakit perut. Sedangkan manfaat kulit manggis adalah untuk memelihara kesehatan kulit, mengatasi sembelit, sariawan dan pegal linu.
Kandungan utama pada kulit manggis adalah senyawa golongan xanthone seperti mangostin dan b-mangostin. Di samping xanthone, kulit manggis juga mengandung senyawa aktif lain seperti karbohidrat, lemak, protein, potasium, kalsium, zat besi, fosfor, vitamin A, vitamin B1 dan B2 serta vitamin C.
Xanthone terdapat pada bagian daun, kulit batang, biji, dan kulit buah manggis. Berdasarkan penelitian xanthone merupakan salah satu senyawa yang mempunyai aktivitas biologi sebagai antimikroba, antibakteri, antioksidan, antiinflamasi, dan antikanker. Laporan lain juga menyebutkan xanthon memiliki aktivitas farmakologi sebagai antifungi, antibakteri, antiinflamasi, antileukemia, selain itu xanton juga memiliki aktivitas antituberkulosis secara in vitro pada bakteri Mycobacterium tuberculosis dan juga menstimulasi sistem saraf pusat.
Antioksidan yang terkandung dalam kulit manggis 66,7 kali lebih banyak dari wortel dan 8,3 kali lebih banyak dari jeruk. Salah satu kelompok senyawa xanthones yakni mangostin mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Gugus OH yang dimiliki xanthone sangat efektif mengikat oksigen bebas yang tidak stabil di dalam tubuh. Oksigen bebas yang tidak stabil itu disebut juga radikal bebas yang dapat merusak sel tubuh. Oleh karena itu, xanthone dapat menghambat proses degenerasi sel sekaligus merangsang regenerasi sel rusak sehingga membuat awet muda dan mencegah munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti stroke, jantung dan kanker. Senyawa a-mangostin juga bekerja mengaktifkan sistem kekebalan tubuh dengan cara merangsang pembentukan sel antibodi. Dengan cara ini kulit buah manggis juga berperan sebagai antkanker.
Pemanfaatan manggis sebagai sumber senyawa antioksidan mempunyai prospek dalam pengembangannya sebagai bahan fitofarmaka atau bahan yang diperlukan dalam indutsri lain. Saat ini banyak penelitian yang memfokuskan pencarian antioksidan alami karena beberapa antioksidan buatan yang biasa digunakan, seperti butylated hydroxyl toluene (BHT) dan butylated hydroxyanisole (BHA), dilaporkan mempunyai efek negatif bagi kesehatan.
Setelah mengetahui khasiat kulit manggis, maka kita dapat mengkonsumsinya untuk memelihara kesehatan. Tak perlu repot-repot untuk mengolah kulit manggis sendiri, karena kini juga sudah banyak produk kulit manggis yang siap untuk dikonsumsi